Thursday, September 29, 2011

Makan Teman - (Cerpen)

Andre masih menikmati makanannya di kantin ketika ia melihat seorang wanita di pojok Kantin. Ia diam terpaku. Tubuhnya seolah-olah membatu. Pandangan matanya tak lepas mengamati sosok indah itu. Ia bagaikan melihat seorang Bidadari yang turun dari kahyangan. Sosok wanita itu begitu cantik. Ia merasa seperti jatuh cinta pada pandangan pertama. Lama ia memandangi wanita cantik itu sampai ia dikejutkan oleh tepukan dipundaknya dari seseorang yang memanggil namanya terlebih dahulu. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Reno, sahabat karibnya.
Woy...bengong aja!!! Makan tu gak boleh bengong”, hentak Reno membuyarkan pandangan Andre ke sosok cantik itu.
“Ah elo Ren, ngagetin aja!!! Gue hampir aja keselek. Kalo gue mati, gimana?”, jawab Andre sekenanya.
“Ya, gak papa. Elo ini yang mati. He...he...he...”, canda Reno.
“Ah... kampret lo”, kesal Andre.
“Ha...ha...ha...” keduanya tertawa.

Begitulah setiap hari. Canda kedua sahabat itu. Mereka mulai kenal sejak kelas 5 SD. Sekarang mereka juga satu Sekolah di salah satu SMA Negeri di Jakarta.

Mereka berdua berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Andre, anak orang kaya raya. Segala sesuatu yang diinginkannya bisa dikabulkan oleh ortunya dalam sekejap. Oleh karena itu ia jadi terbiasa untuk meminta kepada ortunya daripada berusaha sendiri. Pokoknya, segala keinginannya harus terpenuhi. Namun kurang mendapat perhatian yang lebih dari kedua orang tuanya sehingga ia mudah sekali marah. Kedua orang tuanya selalu bekerja. Berangkat pagi, pulang malam. Bahkan sampai lembur. Ia selama ini di jaga oleh Pengasuhnya sejak bayi, yang sudah ia anggap ibu keduanya.